Kamis, 29 Maret 2018

Cara mendidik anak agar menjadi anak yang sholeh dan pintar

anak yang sholeh dan pintar
Pendidikan anak hendaknya berimbang antara anjuran dan peringatan. Yang lebih penting dari itu semua adalah memperbaiki lingkungan tempat anak tinggal dengan mewujudkan sebab-sebab hidayah bagi mereka, yaitu dengan komitmennya pendidik dan pengasuh mereka yang tak lain adalah kedua orang tua mereka.
Banyak para orang tuan menginginkan anaknya menjadi anak yang baik dan pintar serta sholehah, namun banyak juga yang tidak berusaha mendidik anaknya dengan baik dan benar. justru yang ada, malah banyak orang tua zaman sekarang ini mengajarkan anaknya dengan cara-cara yang salah. padahal pendidikan anak merupakan kewajiban orang tua. Allah Ta'ala telah memerintahkan dalam Al-Quran dan hadits
Allah Ta'ala berfirman dalam Al Qur'an:

يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم ناراً وقودها الناس والحجارة عليها ملائكة غلاظ شداد لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون (سورة التحريم: 6)


"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim: 6)

Imam Ath-Thabari dalam tafsirnya tentang ayat ini berkata: "Wahai orang yang benar keimanannya terhadap Allah dan Rasul-Nya, 'Peliharalah diri kalian,' Hendaklah satu sama lain saling mengajarkan sesuatu yang membuat kalian dapat berlindung dan terhindar dari neraka, yaitu apabila mereka beramal dalam ketaatan kepada Allah. Sedangkan firman-Nya 'Dan (lindungi) keluarga kalian dari neraka.' Maksudnya adalah ajarkan keluarga kalian amal ketaatan kepada Allah yang dapat melindungi mereka dari api neraka. (Tafsir Ath-Thabari, 28/165)
Sebagaimana firman Allah Ta'ala, وأْمُر أهلك بالصلاة واصطبر عليها

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya." (QS. Thaha: 132)


Cara mendidik anak agar menjadi anak yang baik dan sholeh dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:

Ajarkan anak untuk mencintai Allah dan Rasulnya

Di antara kewajiban anda menumbuhkan sejak dini kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya serta mencintai ajaran Islam. Hendaknya anda kabarkan bahwa Allah memiliki neraka dan surga. Neraka Allah sangat panas, bahan bakarnya dari manusia dan batu.
Selayaknya anda menjauhkan mereka dari tempat-tempat keburukan dan kelalaian. Jangan biarkan mereka dididik dengan cara yang buruk, baik melalui televisi atau selainnya dan kemudian anda mengharapkan kesalehannya. Orang yang menanam duri tidak akan memanen anggur. Hendaknya pendidikan tersebut telah ditanam sejak kecil agar mudah baginya ketika dia sudah besar untuk memerintah dan melarangnya, dan mudah baginya untuk mentaati anda.

Akan tetapi hendaknya bagi pendidik untuk bersikap lembut dan santun, memudahkan dan akrab, tidak berkata kasar, berlaku keras dan mendiskusikan dengan cara yang baik. Hindari celaan dan caci maki hingga pukulan. Kecuali jika sang anak durhaka dan menganggap remeh perintah bapaknya, meninggalkan perkara yang diwajibkan dan melakukan perkara yang diharamkan. Ketika itu diutamakan bersikap namun tidak sampai menimbulkan bahaya.

Ajarkan Si Kecil Mengerjakan Shalat

Shalat 5 waktu adalah ibadah yang wajib yang harus dilakukan setiap umat muslim diseluruh dunia yang tentunya jika salah satu waktunya dilewatkan maka akan menjadi dosa untuk mereka yang melakukannya. Nah, untuk menanamkan ketaatan beragama pada anak agar mereka tumbuh menjadi shaleh dan shalehah adalah dengan mengingatkan mereka untuk tidak melewatkan waktu shalat dimanapun mereka berada. Salah satu bentuk mengingatkan anak-anak untuk tidak melewatkan waktu shalat adalah dengan mempersiapkan peralatan shalat dan mengingatkan mereka untuk selalu membawanya bahkan saat mereka berpergian.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu anhuma, dia berkata, Rasulullah shallallah alaihi wa sallam bersabda, "Perintahkan anak kalian untuk melakukan shalat saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka apabila berusia sepuluh tahun, lalu pisahkan ranjang di antara mereka." (HR. Abu Daud, no. 495, dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Al-Jami, no. 5868)

Berikan Contoh yang Baik

Seringkali besar harapan kita terhadap anak-anak agar mereka bisa tumbuh menjadi apa yang orangtuanya inginkan. Keinginan tersebut tentunya merupakan harapan dimana anak-anak mereka bisa menjadi seseorang yang berakhlak baik, berbudi pekerti yang luhur dan lain sebagainya. Hanya saja, harapan ini harus sebanding dengan apa yang ada dan terjadi dalam kehidupan nyata. Ketika anda menginginkan anak-anak yang shaleh, maka akan lebih baik jika kita memberikan contoh yang baik terhadap mereka. Jangan terus-tersuan mendikte anak menjadi seperti yang anda inginkan, jika kita sendiripun tak mampu menjadi panutan yang baik untuk mereka.

Kecenderungan seorang anak adalah peniru, mereka akan meniru dan mengadaptasi semua hal yang terjadi dan mereka lihat dilingkungannya. Dengan memberikan contoh yang baik diharapkan anak-anak akan mampu mencontohnya dan mengaplikasikan perbuatan yang baik dalam kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu, dengan menjadi tauladan yang baik untuk anak-anak maka tidak ada alasan untuk mereka menolak perintah atau nasihat para orangtuanya.

Ciptakan Suasana Islami Melalui Pendidikan dan Pergaulan

Salah satu faktor lain yang menunjang terbentuknya jiwa dan kepribadian shaleh dan shalehah pada diri anak adalah dengan membawa dan menciptakan nuansa islami lewat pendidikan dan pergaulannya. Anak tentu tidak akan mengenal apa itu akidah dan bagaimana menjadi seorang anak shaleh jika pendidikan islami tidak diperkenalkan sejak dini.

Untuk itu, ciptakan suasana dan nuansa islami dalam dunia pendidikan dan lingkungan anak. Selain itu, hal ini juga akan mampu membangun karakter anak menjadi lebih baik. Untuk cara ini, misalkan ibu dan orangtua lain bisa mendaftarkan anak ke sekolah islam atau pondok pesantren. Jika anak-anak sering bergaul dalam lingkungan yang islami, maka insya allah setiap tutur kata dan perbuatan mereka akan lebih santun. Namun tentunya hal ini perlu diterapkan dan ditanamkan sejak dini.

Biasakan Membangunkan Anak Pada Waktu Subuh

Seseorang yang bangun diwaktu subuh seringkali diidentikan dengan orang-orang shaleh yang taat dalam hal beragama, bahkan orang dewasapun masih banyak yang sulit bangun diwaktu ini untuk melaksanakan shalat subuh. Untuk itulah, tidak ada salahnya biasakan anak untuk bangun diwaktu subuh dan segera tunaikan ibadah shalat subuh. Hal ini tentunya perlu dibangun dan dibiasakan saat anak masih berusia dini agar nantinya kebiasaan ini terbawa hingga mereka besar nanti.

Akan ada banyak rintangan yang mungkin ibu hadapi ketika menerapkan kebiasaan bangun subuh pada anak-anak, salah satu faktornya adalah tidak tega membangunkan mereka yang masih terlelap tidur atau bahkan si anak rewel karena masih mengantuk. Namun percayalah, jika dibiasakan perlahan namun pasti hal ini akan terasa lebih mudah.
Ajari anak dengan kepemimpinan


Dari Abdullah bin Umar, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

" كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته الإمام راع ومسئول عن رعيته والرجل راع في أهله وهو مسئول عن رعيته والمرأة راعية في بيت زوجها ومسئولة عن رعيتها والخادم راع في مال سيده ومسئول عن رعيته قال وحسبت أن قد قال والرجل راع في مال أبيه ومسئول عن رعيته وكلكم راع ومسئول عن رعيته " . رواه البخاري ( 853 ) ومسلم ( 1829 )

"Semua kalian adalah pemimpin dan kalian akan ditanya tentang orang-orang yang kalian pimpin. Kepala negara adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya, seorang bapak pemimpin dalam keluarganya, dan dia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang ibu pemimpin di rumah suaminya. Pembantu pemimpin terhadap harta masjiannya dan akan ditanya akan kepemipinannya. Dan saya mengira telah mengatakan, seseorang peminpin terhadap harta ayahnya dan akan ditanya terhadap kepemimpinannya. Masing-masing kalian adalah pemimpin dan akan ditanya terhadap kepemimpinannya" (HR. Bukhari, no. 853, Muslim, 1829)

Al-Manawi berkata,

"Seseorang yang mendidik anaknya ketika dia berusia balig dan telah berakal dengan pendidikan yang dapat mengantarkannya pada akhlak orang-orang saleh dan melindunginya agar tidak bergaul dengan orang-orang rusak, kemudian mengajarkannya Al-Quran, adab, bahasa Arab, kemudian dia memperdengarkan sang anak kisah-kisah dan ucapan para salaf, lalu mengajarkannya ajaran agama yang tidak boleh ditinggalkan, kemudian dia mengancam memukulnya apabila sang anak tidak shalat, semua itu lebih baik baginya daripada dia bersadaqah satu sha'. Karena jika dia mendidiknya, maka perbuatannya termasuk shadaqah jariyah, sementara sadaqah satu sha', pahalanya akan terputus. Sementara yang pertama tetap terus mengalir selama sang anak masih ada. Dan adab adalah makanan jiwa dan pendidikannya untuk akhirat kelak ‘Jagalah diri kamu semua dan keluargamu dari api neraka.’ SQ. At-Tahrim: 6.

Penjagaan anda dan anak anda diantaranya dengan menashati dan mengingatkan api neraka. Meluruskan adabnya dengan berbagai macam pendidikan. Diantara adanya adalah memberi nasehat, hukuman, ancaman, pukulan, menyendirikan, memberikan pemberian, hadian dan kebaikan. Sehingga pendidikan jiwa agar menjadi (jiwa) yang bersih dan mulia bukan mendidik jiwa yang tidak disuka lagi tercela. ‘Faidul Qadir, 5/257.’

Pukulan hanyalah sarana agar anak istiqamah, dia bukan merupakan tujuan, akan tetapi hanya digunakan jika sang anak terus menerus membandel dan menentangnya. Syariat telah menetapkan peraturan sanksi dalam Islam, dan hal itu banyak dalam Islam, seperti hukum zina, mencuri, menuduh berzina (tanpa bukti) dan sebagainya. Semuanya itu disyariatkan agar manusia istiqamah dan menghindari perbuatan buruk.
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 
banner